Chika, Legenda Panas Fenomenal Bagi Netter dan Blogger Dewasa


Chika Sigadis Hot Piawai Tari Telanjang - Masih ingat nama Chika? Tentu saja bagi blogger atau netter sudah sangat akrab dengan nama Chika, termasuk halnya di telinga dan di mata saya. Dara ayu yang disebut-sebut mojang Bandung itu sempat menjadi bintangnya bintang dunia maya nomor wahid.

Terkenal namanya bukan karena tersangkut tindak criminal atau korupsi. Pada zamannya, sosok dara manis yang punya kulit kuning bersih dan wajah manis itu menjadi buruan para netter, user dan blogger. Siapapun orangnya, jika sudah browsing, terasa belum sempurna jika belum “menikmati” puluhan foto ayu dan video yang berseri-nya itu.

Itu Chika, dan itu terjadi beberapa tahun lalu. lalu apa sekarang sudah tidak ada chika atau duplikasi chka? Jangan Tanya dueh, karena saat ini tidak jauh beda, bahkan lebih dari itu. Tidak Cuma terjadi di kota-kota besar, pornografi atau berpakain seksi yang mengantarkan tahap permesuman sudah marak di daerah-daerah.

Dan pelakunya bukan orang jauh dari kita, dia ada di sekitar kita dan dilakukan setiap saat dan setiap ada kesempatan. Motivasinyapun beraneka ragam, dari soal materi, hasrat cinta dan pelarian masalah yang terjadi di keluarganya.

Fenoeman apa yang sedang berperan? degradasi moralkah, gaya hidupkah atau soal krisi ekonomi atau pencarian jati diri dan tren era yang katanya modern dan maju? Sulit untuk disimpulkan, karena antara satu dengan lainnya berkaitan atau sengaja dikaitkan untuk pembenaran.

Namun apapun motivasi dan permaslaahannya, semuanya itu berawal dari sikap toleransi. Tolreansi dari orang tuanya yang memebaskan putrid kesayangannya pulang malam, pake baju setengah telanjang atau toleransi dari si anaknya, tidak merasa risih saat pria mencoba meraba tangannya.
Padahal berawal dari mengelus tangan sebagai awal dari semuanya. Karena dengan membiarkan cowok meraba tangan kita, adalah sinyal baik buat si cowok untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar meraba, dan menyentuh tangan.

Cuma persoalannya kemudian, ketika yang menginginkan itu si ceweknya, atau orang tuanya sendiri yang menyuruh untuk melakukan itu atau setidaknya bangga dan membiarkan dengan gaya prilaku dan cara berpakaian anaknya. Untuk yang satu ini, saya kira anak dan orang tuanya secepatnya mati saja sebelum hari-hari ke depan memperberat vonis pada saat sidang di hari pengadilan sesungguhnya.

Karena di hari itu, semua organ tubuh akan memberi kesaksian atas kebejatan dan kejahatan kita selama hidup di dunia. Ya itung-itung mengurangi pedihnya besi yang habis dibakar dengan bara merahnya masih menyala lalu dimasukan ke dalam vagina hingga tembus ke ubun-ubun kepala.

Mati lebih cepat adalah pilihan terbaik, jika untuk menyadari dan menginsyafi sudah tidak mempan lagi. Karena dogma agama macem apapun, aturan sekeras apapun, jika tanpa intervensi kesadaran dari dirinya, tidak ubahnya khotbah di tempat hiburan malam.

Tapi percayalah, Tuhan Maha Baik dengan kita. Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya dan kembali memeluk erat tubuh kita, kapanpun kita hendak kembali dan menemui-Nya lalu berjanji untuk setia kepada-Nya. Persoalannya kemudian, siapa yang tahu umur kita? Lah kalau besok kita masih dikasih hidup, tapi kalo habis baca ini kita mati??