Bendera NII (Foto: kabaractual.blogspot)
BANDUNG- Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi kampus yang paling diminati gerakan Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) IX Al Zaytun pimpinan AS Panji Gumilang.
Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) Atian Ali menyebutkan, ITB menempati urutan teratas yang direkrut NII.
"Data 2001-2003, 200 mahasiswa ITB DO (drop out) karena tak kuliah dan tak bayar SPP," kata Atian, usai jumpa pers soal NII KW IX Al Zaytun di Masjid Al Ikhlas Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/4/2011).
Setelah ITB, kata Atian, NII dilaporkan sudah masuk ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), STT Telkom, Politeknik Bandung, dan Universitas Padjdjaran (Unpad).
Hal tersebut berdasarkan laporan rektor kampus yang mencurigai adanya pengajian kelompok yang mencurigakan. "Bahkan dalam suatu kampus sudah ada dosen yang jadi NII," ujarnya.
Pola rekruitmen NII, lanjutnya, masih sama seperti dulu yakni melakukan pendekatan kepada para aktivis masjid.
"Polanya sama, mengajak aktivis lalu akan berantai untuk ajak teman lainnya. Kan kena satu atau dua aktivis, dia jadi punya kawajiban mengajak anggota lainnya," ujarnya.
Namun, bagi anggota gerakan yang baru direkrut, paling mudah justru merekrut saudara kandung atau teman sekolahnya. "Jarang saudara kandung tak kena hasutan," ucapnya.
(kem)
Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) Atian Ali menyebutkan, ITB menempati urutan teratas yang direkrut NII.
"Data 2001-2003, 200 mahasiswa ITB DO (drop out) karena tak kuliah dan tak bayar SPP," kata Atian, usai jumpa pers soal NII KW IX Al Zaytun di Masjid Al Ikhlas Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/4/2011).
Setelah ITB, kata Atian, NII dilaporkan sudah masuk ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), STT Telkom, Politeknik Bandung, dan Universitas Padjdjaran (Unpad).
Hal tersebut berdasarkan laporan rektor kampus yang mencurigai adanya pengajian kelompok yang mencurigakan. "Bahkan dalam suatu kampus sudah ada dosen yang jadi NII," ujarnya.
Pola rekruitmen NII, lanjutnya, masih sama seperti dulu yakni melakukan pendekatan kepada para aktivis masjid.
"Polanya sama, mengajak aktivis lalu akan berantai untuk ajak teman lainnya. Kan kena satu atau dua aktivis, dia jadi punya kawajiban mengajak anggota lainnya," ujarnya.
Namun, bagi anggota gerakan yang baru direkrut, paling mudah justru merekrut saudara kandung atau teman sekolahnya. "Jarang saudara kandung tak kena hasutan," ucapnya.
(kem)
